ahnafhf21

Sang Pangeran dan Janissary Terakhir

Posted on 18 May 2020
Home - blog

Sang Pangeran dan Janissary Terakhir merupakan sebuah buku fiksi pertama yang ditulis oleh Salim A. Fillah, salah satu dari lebih 12 buku yang pernah beliau tulis. Novel ini adalah buku pertama dari “Tetralogi Sang Pangeran” yang akan mengupas kisah dakwah dan perjuangan Islam di Nusantara. Dengan mengombinasikan perjalanan Nurkandam Pasha beserta teman – teman Janissary-nya, buku ini menceritakan kisah, kasih, dan juga selisih yang terjadi dalam Perang Diponegoro.

Nurkandam Pasha atau lebih sering dipanggil Basah Nurkandam oleh warga setempat, bersama dengan teman – teman Janissary-nya berlayar menuju Samudra Ilahi (Samudra Hindia) menyeberangi lautan untuk mewujudkan salah satu cita – cita ayahnya, Alemdar Musthafa Pasha, yaitu memberangkatkan pasukan Janissary ke Kepulauan Rempah - Rempah untuk membantu melawan pasukan Eropa yang menindas dan memperebutkan kekayaan di sana.

Sang Pangeran membaca surat yang gulungannya disimpul dengan cincin perak berukir Tughra Sultan Abdul Hamid I dari Daulah Utsmaniyah yang isinya cerita dari Syaikh Dawud Al-Fathani yang diceritakan oleh Syaikh Abdush Shamad Al-Falimbani bahwa ada yang bertanya kepada beliau seorang ulama muda dari Jawi yang bernama Imam Abdullah Arif Al-Baderani, “Mengapakah Kangjeng Syaikh rajin mengirim risalah penyemangat jihad kepada raja – raja Nusantara, terutama para pemuka Wangsa Mataram di Jawa?”

Lalu dijawab oleh Syaikh Abush Shamad Al-Falimbani yang jawabannya sangat penuh akan hikmah, yang salah satu potongan jawabannya, “Sungguh aku berharap agar yang dimaksud oleh Rasulullah itu adalah kalian, wahai bangsa Muslim Nusantara. Hari ini, tugas besar kalian adalah menggenapi syarat-syaratnya agar layak ditunjuk Allah memimpin peradaban Islam. Hidupkanlah jihad. Tegakkan syari’at. Satukanlah ummat.”

Novel ini membawa pembaca berimajinasi ke 4 negara, yaitu Turki, Nederland, Arab, dan Indonesia. Penggambaran suasana dalam buku ini juga sangat mendetail, sehingga membuat pembaca mudah dalam mengimajinasikan tiap – tiap adegannya. Di halaman awal buku, dilengkapi daftar nama tokoh yang terlibat dalam buku dengan deskripsi singkatnya yang membantu memudahkan pembaca untuk mengenali tokoh - tokoh dalam cerita. Buku ini sarat akan nasihat, baik yang tersirat maupun juga yang tersurat sehingga bisa menjadi bahan evaluasi dan juga refleksi bagi pembaca. Karena dominan dengan latar belakang Keraton yang tidak luput dengan budaya dan filosofi Jawanya, bersamaan dengan jalannya isi cerita, dijelaskan juga makna dari budaya dan filosofi Jawa tersebut tanpa harus mengalihkan pemahaman pembaca akan jalan cerita.

Namun, tidak jarang diperlukan fokus lebih bagi pembaca untuk mencerna banyak kosakata dan juga nama – nama baru yang mungkin belum familiar dengan pembaca. Selain itu, karena terdapat kesamaan panggilan dalam tokoh utamanya, yaitu Basah Nurkandam dan Basah Katib, pembaca juga harus teliti dalam membedakannya.

Sang Pangeran dan Janissary Terakhir sangat saya rekomendasikan kepada siapapun yang tertarik belajar sejarah, terlebih sejarah Indonesia dan Islam, serta ingin mencoba mendapatkannya dari sudut pandang fiksi.

Tags: blog and buku